Thursday, October 21, 2010

Dakwah adalah Terminal

Sikap tergesa-gesa dan keinginan mewujudkan harapan serta cita-cita dengan
secepatnya adalah tabiat dasar manusia (namun tentu tidak dalam segala hal).

"Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa," (Al-Anbiya: 37)

Ada beberapa perkara yang membutuhkan penanganan perlahan. Ibarat
pohon, ia perlu tumbuh dan berkembang hingga kokoh batangnya dan memberikan
buahnya. Namun ada pula beberapa masalah yang mem-butuhkan sikap dan
penanganan cepat, karena kehadirannya mungkin hanya sekali itu dan tidak pernah
kembali.

Menyampaikan dakwah kepada umat manusia adalah misi yang amat berharga.
Seharusnya kita menyuguhkannya dengan bentuk yang terhormat dan cara yang bijak.
Dakwah di tengah masyarakat ini belum dikenal oleh banyak anggota masyarakat. Itu
lantaran keawaman mereka tentang hakikat Islam dan ketinggian nilai ajarannya,
juga karena kabut yang menyelimuti hati generasi mudanya lantaran berbagai
doktrin yang menyesatkan.

Karena itulah seorang da'i membutuhkan kesabaran sekaligus kecerdikan.
Dakwah tidak seperti air yang dapat diminum sekali teguk. Namun ia
merupakan terapi yang harus disuguhkan dengan ilmu, seni, dan waktu.
Sebagaimana kata-kata bijak: "Waktu adalah bagian dari solusi". Selain itu, waktu
juga merupakan bagian dari tahapan dalam penanaman nilai, pembangunan pilarpilar
dakwah hingga tegak pangkalnya, dan pengokohan dasar-dasar pemahaman. Bila
pemaharnan terhadap nilai dibarengi dengan penguasaan atas realiti, gerak langsung,
serta berbagai ilustrasi dan peristiwa yang terjadi

Maka dakwah akan mempunyai pengaruh yang dalam, lebih mudah diyakini, dan lebih
produktif dalam proses tarbiyah dan takwiniyah.
Sebab itulah, tergesa-gesa dalam memahamkan seseorang akan hakikat dakwah
tanpa disertai dengan kaidah-kaidah alamiah —yakni bertahap dan pelan-pelan—
akan mencemari produk pemikiran dan praktek pembinaan. Makanya, ketika
seseorang ingin sekali merekrut orang baru agar bergabung di medan dakwah,
hendakiah berhentl sejenak sebelum terjun ke medan usaha, untuk merancang pola
dan sarana yang tepat dan bermanfaat yang dapat membuahkan hasil sehingga
dapat mengantarkan pada tujuan. Ketergesaan seringkali dapat menutup pintu hati
dan menyumbat jendela perasaan. Memang, angin kencang dapat menutup pintu
kamar dengan keras dan cepat, sedangkan gerak yang pelan-pelan, bijak, dan
panjang nafas dapat membantu untuk membangun ikatan-ikatan yang
saling menguatkan dalam rangka menuju target yang diharapkan.
Tahap pertama adalah perkenalan dan ikatan perasaan, sehingga terbangun
kepercayaan yang merupakan senjata seorang da'i untuk memperoleh ketsiqahan
dan loyalitas. Hari-hari pun berlalu bersama berbagai peristiwa alami, bukan
engkau yang merekayasa. Sekali waktu ia menghilang beberapa saat, bila demikian
engkau tentu perlu menanyakannya. Di saat lain ia berhasil dalam menempuh
ujian studinya, engkau perlu memberinya ucapan selamat. Suatu waktu ia sakit,
engkau harus menjenguknya dengan memberi doa-doa yang diajarkan oleh Rasul
saw. dan jangan terlalu panjang. Bersamaan dengan itu berilah sekadar hadiah,
karena Rasulullah saw. bersabda, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling
mencintai." Apabila suatu ketika ia bepergian dalam waktu tertentu, sambutlah
kedatangannya; apabila terjadi masalah dalam keluarganya, jadilah pendampingnya.
Apabila ia pergi umrah, engkau pun harus mengantar dan menjemputnya.



"Mudah-mudahan Allah mewujudkan kasih sayang antara kalian dengan orangorang
yang kalian musuhi di antara mereka. Dan Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 7)

No comments:

Today's Drug

renungan

Diriwayatkan bahawa seorang sahabat Rasulullah berkata :
Ya Rasulullah, hukum2 syariah (undang-undang Islam) ini banyak bagiku, tunjukkanlah kepadaku akan sesuatu yang mendapat menjadi pegangan padaku,''
Baginda menjawab, '' HENDAKLAH LIDAHMU SENTIASA BASAH DENGAN ZIKRULLAH''
Photobucket