Salam'alaik...
''Ya Allah, penguasa kehidupan, sebagaimana jasad ini.. ia lemah dan bertambah lemah..ia usang dan bertambah usang, demikianlah keimanan diriku...maka kupohon kan padaMu, kepada penguasa Semesta makhluk yang tiada duanya, sihatkanlah ia...sesungguhnya keimanan inilah satu-satunya modal perjuanganku. Inilah harta terbesar kehidupanku, inilah satu-satunya penebus kerinduan kepadaMu...
''Ya Allah..Sesungguhnya hati ini adalah cermin keimanan diriku..Engkau tetapkan kepadanya empat keadaan...
Menjadi Bercahaya Bagai Pelita
Menjadi Pudar dek terbungkus dan terikat
Menjadi Terbalik
Menjadi Terbentang
Ya Allah yang menguasai hatiku.....tetapkanlah hati yang bersih bercahaya untukku dan mudahkanlah tapak kehidupanku menjaganya...Aku berlindung kepadaMu dari hati yang pudar oleh kelalaian, dari hati yang terbalik oleh kemunafikan, dan dari hati yang terbentang dalam ruang iman dan kemunafikan, sehingga sesaat ia segar, namun sesaat ia busuk bernanah''..
Sang pejuang meratap, membayangkan dirinya dalam kehidupan.. Melihat dirinya berjalan membawa hati yang berubah-ubah...
''Ya Allah, apakah lagi yang membuatku mampu bertahan dalam kemuliaan dakwah ini, kecuali hati yang bersih dan ikhlas menerima segala ketetapanMu...
Ya Allah, jangan Engkau palingkan hati ini sesaat pun...dialah perisaiku dari tipu daya syaitan, dialah arah perjalananku dari lorong-lorong kehidupan yang menyesatkan,.''
Jiwa Sang Pejuang melayang...
Menatap jasadnya yang bergerak di atas waktu kehidupan,..Membawa panji Islam yang berkibar. Ia bergerak menyerukan kemuliaan Allah di antara kesombongan gedung-gedung tinggi..Ia hadir dalam kenikmatan palsu kemuliaan dunia, ia melihat dan bersaing mengejar kefanaan itu...Jiwa itu terhempas...menyatu dengan jasad lemahnya,..meratap... banjir pengharapan.. banjir permohonan..di antara banjirnya air mata penyesalan...
''Ya Allah Yang Maha Kaya..sahabt RasulMu adalah manusia-manusia pilihan, mereka jaaauh lebih utama dan mulia...Hari ini kami berebut dunia, Merasa dengannya keutamaan dan kemuliaan akan tergapai..padahal Hamzah ra telah terbunuh, pada hai ia jauh lebih mulia, namun tidak ditemukan sesuatu untuk kafannya selain burdah
Mus'ab bin Umair ra juga telah terbunuh, dan ia jauh lebih mulia dari kami semua... namun kafannya hanyalah burdah, yang kalau kepalanya ditutup, kakinya terlihat dan kalau kakinya ditutup, kepalanya pula terlihat..
''Ya Allah,, hari ini kepadaku dibentangkan dunia sedemikian rupa. Aku takut Ya Allah sebagaimana takutnya Abdur Rahman bin Auf ra, kalau-kalau kebaikan diriku disegerakan di dunia ini.....''
Lama..............................
Hening membentang.................
Menyulam malam..........................
yang terdengar hanya isak tangis.......................
panjang.............................
sedu sedan.......................
tak mampu mengoyak kepasrahan....................
tak mampu menghibur kegundahan.............................
Malam-malam seorang pejuang...